Skip to main content

Nineteen,19

19...
Nineteen atau sembilan belas. Satu angka dibawah dua puluh. Satu angka sebelum kita menjadi seseorang yang harus bisa bertanggung jawab penuh atas hidup kita, atas apa yang kita kerjakan, atas apa yang kita putuskan.

Umur sembilan belas. Dibilang dewasa bukan, dibilang remaja juga bukan. Transisi, mungkin. Saat dimana kita mempertanyakan mau jadi apa sih nanti,tapi kita gak peduli. Saat dimana orang-orang melihat apa yang sedang kita lakukan (karena mereka berpikir, itulah masa depanmu yang akan kamu jalani nanti), tapi kita gak menggubris. Dan saat dimana kita melakukan hal-hal yang absurd, yang nyeleneh, yang gak pernah kita lakukan dulu, karena kita tau, kita gak akan bisa menikmatinya lagi, sepenuhnya. Saat dimana kita gak tau mau kemana kita berjalan, kemana kita akan berakhir, hanya bisa berjalan dan terus berjalan, tanpa tau kita tersesat atau ada di jalur yang benar karena memang kita gak pernah berpikir untuk tau mau kemana.

Dan disaat waktu terus berjalan, kita akan mulai menyadari, kita mendekati kedewasaan. Dan kita dipaksa untuk berpikir secara dewasa, bertindak secara dewasa, menghadapi segala sesuatu seperti orang dewasa. Kita akan mulai berpikir rasional, mengingat apa yang dulu telah kita lakukan. Apa yang dulu kita anggap menyenangkan, akan terasa meaningless. Kita akan selalu bertanya-tanya, tapi kita gak dapat jawabannya.

Comments

Popular posts from this blog

Kuliah vs. Sekolah

Ok, kali ini, gw mau ngebahas tentang bedanya kuliah sama sekolah. Kenapa gw mau capek2 gebahas itu, soalnya biasanya orang tua sering banget marahin anaknya yang kuliah gara2 messy, disorganized. Cerita nyata ni: ada temen cewek gw, sebut aja namanya Joni, bukan Tatang lho yaa. Lupakan tentang Tatang. Tatang udah basi. Udah jamuran, ditelen bumi. *tanduk sama ekor setannya muncul* Balik ke Joni. Joni ini, kemaren cerita ke gw klo dia akhir2 ini sering banget dimarahin sama bokap n nyokapnya (baca: ortu,red) gara2 dia jadi gak aturan hidupnya. (mungkin gara2 ketemu gw kali yaa, makanya jadi anak yang gak aturan. Maap ya, om, tante. *bow) Terus, kata temen cewek gw yang lain, masih temennya Tatang n Joni, sebut aja Boyke, cerita klo dulu dia sampe depresi, mau kabur dari rumah gara2 sering dimarahin itu. Dari contoh diatas aja bisa kita lihat bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Nah loo, mulai ngelantur. Back to the topic. Dari contoh itu aja kita bisa liat klo...

Sony DSR-PD117 Short Review

Gambar 1.1 Kamera Sony DSR-PD177 Sony DSR-PD177 adalah salah satu camcorder standar DVCAM yang dikeluarkan oleh perusahaan Sony,Inc. Camcorder ini mengadaptasi format DVCAM yang merupakan standar format SD (Standard-Definition)  untuk kameramen profesional. Sama seperti camcorder pendahulunya, DSR PD-170, camcorder ini dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi dimana kualitas gambar dapat diandalkan dan bisa dugunakan disegala macam kondisi dan situasi. Camcorder ini memiliki kualitas audio yang lebih baik dibandingkan camcorder pendahulunya. Selain itu kualitas videonya pun sudah lebih baik daripada DSR PD-170 dan memiliki cara pengoperasian yang lebih mudah, termasuk pilihan aksesori agar bisa digunakan diberbagai macam skenario shooting (pengambilan gambar).  Menurut Mr. Isao Matsufune, Head of Network Systems Product Marketing, Business and Professional Products Asia Pacific, “DSR-PD177P memakai DVCAM format yang sudah menjadi standar SD format untuk profes...

One Fine Day pt.4

I'm back!! Maaf ya, lama banget. Lagi sibuk (baca: main,ngalor-ngidul kemana aja). Hehee.. Lanjut ke cerita. Jadi, Anna dengan senyum najongnya berdiri di depan pintu kosan Jemmy. Gw tanya, ini kenapa ni. Ternyata, di depan udah ada dia,Jemmy,Arini,Jenny,Julia,Iffah,plus Kurni dan Daru (gw gak tau gimana bisa ni anak dua bisa ada). Gw langsung nangkep, gw di surprise-in lagi untuk kedua kalinya. Shoot!! Gw langsung mikir cepet. Klo mereka udah ngumpul di depan, pasti gw mau diapa-apain nih. Mungkin di lemparin telor, tepung, dan semua bahan-bahan yang dipake buat bikin kue, atau gw di ceburin di kolam di perumahan deket situ. Gw langsung reflek mundur kebelakang pintu, alias masuk kedalam kosan. Mereka langsung berusaha menggiring gw keluar, tanpa paksaan. Gw gak mau dong. Secara di pikiran gw udah ada kemungkinan-kemungkinan tadi. Sampe akhirnya, Kurni ama Jemmy berusaha narik gw keluar. Literally narik. Ada kali sekitar 5 menitan gw ama anak dua tarik-tarikan. HAHAHAHAHAHAHAHA....